Ayat Proses Penciptaan Manusia

Mukjizat terjadi pada Adam (tanpa ayah dan ibu), 2:30, dan nabi Isa (tanpa ayah), 3:45, proses keduanya serupa di sisi Allah, 3:59. Sesungguhnya penciptaan Allah kepada Isa tanpa bapak, perumpamaannya seperti penciptaan Adam tanpa bapak dan tanpa ibu, ketika Allah menciptakannya dari tanah bumi, kemudian Dia berkata kepadanya “jadilah manusia” maka jadilah.

Kun Fayakun: Membedah Kemiripan Mukjizat Penciptaan Adam dan Isa dalam Al-Qur'an

Dalam Al-Qur'an, kisah para nabi tidak hanya berfungsi sebagai narasi sejarah, tetapi juga sebagai sumber pelajaran, perumpamaan, dan peneguhan iman. Di antara kisah-kisah yang paling menonjol dalam menunjukkan kekuasaan mutlak Allah SWT adalah kisah penciptaan Nabi Adam AS dan Nabi Isa AS. Keduanya merupakan mukjizat agung yang berlaianan dengan hukum alamiah yang kita kenal. Al-Qur'an secara eksplisit menarik benang merah di antara keduanya, menegaskan bahwa bagi Allah, tidak ada yang mustahil.

"Sesungguhnya penciptaan Allah kepada Isa tanpa bapak, perumpamaannya seperti penciptaan Adam tanpa bapak dan tanpa ibu... proses keduanya serupa di sisi Allah (QS Ali 'Imran: 59)." Pernyataan ini adalah kunci untuk memahami logika ilahiah yang Al-Qur'an tawarkan untuk menjawab keraguan dan memperkuat keyakinan.

Mukjizat Pertama: Penciptaan Adam, Bapak Umat Manusia

Penciptaan Adam AS adalah mukjizat fundamental yang menjadi titik awal eksistensi manusia. Ia diciptakan tanpa ayah dan tanpa ibu. Allah SWT membentuknya dari turab (tanah atau debu), kemudian meniupkan ruh ke dalamnya. Proses ini dijelaskan dalam beberapa ayat, termasuk firman-Nya saat mengumumkan kepada para malaikat:

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: 'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi...'" (QS. Al-Baqarah: 30)

Penciptaan Adam dari ketiadaan orang tua adalah bukti paling utama dari kuasa penciptaan Allah. Dia tidak memerlukan perantara biologis untuk mewujudkan kehendak-Nya. Cukup dengan firman "Jadilah!" atau Kun, maka segala sesuatu pun terjadi (fayakun). Adam adalah prototipe dari kekuasaan ini; sebuah ciptaan yang lahir murni dari kehendak dan firman Tuhan.

Mukjizat Kedua: Kelahiran Isa, Kalimatullah yang Disampaikan kepada Maryam

Berabad-abad kemudian, sejarah manusia menyaksikan mukjizat luar biasa lainnya melalui kelahiran Nabi Isa AS. Ia lahir dari seorang wanita suci, Maryam, tanpa campur tangan seorang laki-laki. Peristiwa ini, yang bagi sebagian orang tampak mustahil, dijelaskan dalam Al-Qur'an sebagai tanda kebesaran Allah. Ketika Malaikat Jibril datang membawa kabar gembira, Maryam yang terkejut bertanya bagaimana ia bisa memiliki anak. Jawaban yang datang menegaskan kembali prinsip yang sama seperti pada penciptaan Adam.

"(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: 'Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah).'" (QS. Ali 'Imran: 45)

Kelahiran Isa tanpa ayah adalah sebuah ayat (tanda) bagi seluruh umat manusia. Ini menunjukkan bahwa hukum sebab-akibat yang berlaku di alam semesta adalah ciptaan Allah, dan Dia, sebagai Pencipta, sama sekali tidak terikat oleh hukum tersebut.

Analogi Ilahiah: Jembatan Logika dalam Surat Ali 'Imran Ayat 59

Di sinilah letak inti argumen Al-Qur'an. Untuk merespons mereka yang meragukan kelahiran Isa atau bahkan mengangkatnya ke status ketuhanan karena kelahirannya yang ajaib, Allah SWT memberikan sebuah perumpamaan yang sangat logis dan kuat:

"Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: 'Jadilah' (seorang manusia), maka jadilah dia." (QS. Ali 'Imran: 59)

Ayat ini secara cemerlang membangun sebuah jembatan logika:

  1. Premis Utama: Semua orang (termasuk Ahli Kitab) menerima bahwa Adam diciptakan tanpa ayah dan ibu. Ini adalah fakta penciptaan yang lebih "ajaib" secara biologis.
  2. Analogi: Jika Anda dapat menerima penciptaan Adam dari tanah tanpa orang tua sama sekali, maka seharusnya lebih mudah untuk menerima penciptaan Isa yang masih memiliki seorang ibu.
  3. Kesimpulan: Kedua peristiwa tersebut, meskipun berbeda dalam detail, berasal dari sumber yang sama: Kekuasaan Allah yang tak terbatas dan firman-Nya, Kun Fayakun.

Dengan demikian, ayat ini menempatkan kelahiran Isa dalam perspektif yang benar. Itu bukanlah alasan untuk menuhankannya, melainkan sebuah penegasan kembali atas kekuasaan absolut Sang Pencipta, sama seperti penciptaan Adam.

Pelajaran dan Kesimpulan

Perbandingan antara penciptaan Adam dan Isa memberikan pelajaran teologis yang mendalam. Keduanya adalah manusia dan hamba Allah, yang dipilih untuk menjadi nabi dengan tugas dan peran mereka masing-masing. Mukjizat yang menyertai mereka bukanlah untuk menunjukkan keilahian mereka, tetapi untuk menunjukkan keilahian dan kemahakuasaan Allah SWT.

Kisah ini mengajarkan kita bahwa logika manusia terbatas, sementara kekuasaan Allah tidak. Apa yang kita anggap sebagai "hukum alam" hanyalah kebiasaan yang Allah tetapkan dalam ciptaan-Nya. Kapan pun Dia berkehendak, Dia dapat menciptakan melalui cara-cara yang berada di luar jangkauan pemahaman kita. Pada akhirnya, kisah Adam dan Isa adalah undangan bagi umat manusia untuk merenungkan keagungan Sang Khaliq dan tunduk pada kehendak-Nya dengan penuh keyakinan.

About the author

Wasatiah
Ilmu adalah obat paling manjur untuk menyembuhkan kebodohan. Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri.

Posting Komentar