Anjuran untuk Mengamati, Berpikir, dan Merenung

Dalil Anjuran untuk Mengamati, Berpikir, dan Merenung

Salah satu gaya Al-Qur'an untuk mengajak kita mengamati, memikirkan, dan merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah adalah dengan pertanyaan retoris. Berikut adalah beberapa dalil dari Al-Qur'an tentang hal tersebut:

  • afala ta'qilun (tidakkah kamu menggunakan akal), lihat 2: 44, 12: 109
  • afala ya'qilun (tidakkah kamu menggunakan akal), 36: 68
  • afala tatafakkarun (tidakkah kamu berpikir), 6: 50
  • awalam yanzhuru (tidakkah kamu perhatikan), 7: 185
  • afalam yanzhuru (tidakkah kamu perhatikan), 50: 6
  • hal yanzhuru (tidakkah kamu amati), 2: 250, 6: 158, 16: 33
  • afala yanzhuru (tidakkah kamu cermati), 88: 17.

Ayat-ayat tentang ajakan untuk 'mengamati', 'berpikir', dan 'merenung'

Surat Al-Baqarah Ayat 44

أَتَأْمُرُونَ ٱلنَّاسَ بِٱلْبِرِّ وَتَنسَوْنَ أَنفُسَكُمْ وَأَنتُمْ تَتْلُونَ ٱلْكِتَٰبَ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

Artinya: Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir?

Simak tafsir Al-Muyassar dari Kementerian Agama Saudi Arabia tentang ayat ini.

Alangkah buruk kondisi kalian dan kondisi ulama kalian ketika kalian memerintahkan manusia untuk berbuat kebaikan-kebaikan, sedangkan kalian meninggalkan diri kalian sendiri. Maka kalian tidak memerintahkan diri kalian untuk berbuat kebaikan yang agung ini, yaitu  memeluk Islam padahal kalian membaca Taurat yang didalamnya terdapat penjelasan tentang sifat-sifat Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dan kewajiban beriman kepadanya. Tidakkah kalian mempergunakan akal kalian dengan benar?

Surat Yusuf Ayat 109

وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُّوحِىٓ إِلَيْهِم مِّنْ أَهْلِ ٱلْقُرَىٰٓ ۗ أَفَلَمْ يَسِيرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ فَيَنظُرُوا۟ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۗ وَلَدَارُ ٱلْءَاخِرَةِ خَيْرٌ لِّلَّذِينَ ٱتَّقَوْا۟ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

Artinya: Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya diantara penduduk negeri. Maka tidakkah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul) dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memikirkannya?

Simak tafsir Al-Muyassar (Kementerian Agama Saudi Arabia) tentang ayat ini.

Dan kami tidaklah mengutus sebelummu (wahai Rasul), kepada manusia kecuali laki-laki dari mereka, yang kami turunkan kepada mereka wahyu kami, dan mereka termasuk penduduk kota. Karena mereka akan lebih mampu memahami dakwah dan mengemban risalah. Orang-orang yang mendapatkan hidayah kebenarana akan mengimani mereka. Dan orang-orang yang sesat akan mendustakan mereka. Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, sehingga mereka dapat menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaiman kesudahan orang-orang yang mendustakan yang terdahulu dan kebinasaan yang menimpa mereka? Dan sungguh pahala akhirat lebih utama daripada dunia dan semua yang ada di dalamnya bagi orang-orang yang beriman dan Takut terhadap Tuhan mereka. Apakah kalian tidak berpikir dan kemudian mengambil pelajaran darinya?

Wallahu a'lam.

Oleh: Wasatiah

Ilmu adalah obat paling manjur untuk menyembuhkan kebodohan. Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri.

Posting Komentar

Posting Komentar